Di pagi hari yang cerah, seorang gadis bernama Destranti Putri yangvsering di panggil putri ia berangkat menuju sekolah barunya di Jakarta yaitu SMA Yp Ippi Petojo. Sekolah itu termasuk sekolah yang ternama di Jakarta. Putri beruntung masuk ke sekolah itu, Putri termasuk siswi yang pintar, baik dan cantik tapi sedikit jutek.
Tet, tet, tet…
Bel tanda masuk pun berbunyi, Putri dan Ibu Ratna langsung memasuki kelas. Ibu Ratna adalah salah satu guru di SMA itu.
“Anak-anak perhatikan ibu sebentar, kita kedatangan teman baru.” Baiklah sekarang silahkan kamu perkenalkan diri pada teman-teman baru kamu.
“Baiklah teman-teman, perkenalkan nama saya Destranti Putri. teman-teman bisa memanggil saya Putri, Saya siswi pindahan dari SMA 1 Surabaya. Sekian perkenalan dari saya.”
“Putri, sekarang silahkan kamu duduk di samping Reza.” Perintah bu Ratna.
“Ya, bu.” jawab Putri.
Reza adalah siswa yang agak nakal karna kekonyolan nya dikelas dan dia juga agak jutek sama cewe, selain itu Reza adalah cowok paling disukai nya oleh cewe-cewe di SMA Yp Ippi Petojo.
Setelah berkenalan Putri pun langsung menuju ke tempat duduknya, dan Reza pun langsung berceloteh.
“Kenapa lo harus duduk di samping gue sih!” ketus Reza.
“Kalau mau protes, sama bu Ratna aja, jangan sama gue.” jawab Putri.
Baru hari pertama sekolah Putri udah dibikin jengkel sama Reza.
“Kenapa ya gue harus ketemu sama cowok kayak lo, amit-amit deh gue punya cowok yang super jutek kayak lo.” gerutu Putri dalam hatinya.
Bel istirahat pun berbunyi.
“Hai, Putri.” sapa Garnetta dan Azzalia.
Garnetta dan Azzalia juga termasuk siswi yang pintar dan ramah.
“Eh , hai juga.” jawab Putri.
“Oh iya, kenalin nama gue Garnetta dan ini teman gue Azzalia.” sambil mengulurkan tangannya pada Putri.
“Iya, gue Destranti Putri. Panggil aja Putri ya.” jawab Putri.
“Kita ke kantin yuk Put.” ajak Garnetta dan Azzalia pada Putri.
Mereka bertiga pun menuju kantin. Setelah memesan makanan dan mereka langsung mencari tempat duduk untuk memakan makanan yang mereka beli. Akhirnya mereka pun dapat tempat dan kebetulan tempat mereka makan tepat di belakang meja dimana Reza dan teman-temannya makan.
“Put, put, put!” bentak Garnetta dan Azzalia yang menyadarkan Putri dari lamunannya.
“Put, lo liat apaan sih? Sampai-sampai lo ngelamun kayak gitu.” tanya Azzalia yang penasaran.
“Ah, gue nggak ngeliat apa-apa kok!” jawab Putri dengan gugup.
“Atau jangan-jangan lo lagi ngeliatin Reza ya? Cowok yang paling keren di kelas kita itu.” tanya Garnetta dan Azzalia yang berusaha ngeledek Putri.
“Ah, lo berdua apa-apaan sih! Mana mungkin gue ngeliatin cowok super jutek kayak dia. Gue mending ke kelas aja, nafsu makan gue jadi hilang.” jawab Putri dengan kesal.
Jam sudah menunjukan pukul 13.00 WIB, bel pulang pun berbunyi.
“Garnetta, Azzalia, gue pulang dulu ya, soalnya gue udah di jemput tuh. Sampai ketemu besok ya.”
“Oke, lo hati-hati di jalan ya.” jawab Azzalia.
Sesampai nya di rumah, Putri langsung berbaring di atas tempat tidurnya dan tiba-tiba terlintas di benaknya bayangan cowok yang dianggap Putri super jutek, yaitu Reza.
“Reza itu emang keren sih, tapi itu cowok nyebelin banget. Baru pertama masuk aja udah bikin masalah sama gue. Aduh sialan! Kenapa gue jadi mikirin si Reza sih!” gerutu Putri sambil menutup wajahnya dengan bantal.
Kring, kring, kring…
Jam weker Putri berbunyi dan Putri langsung terbangun dan melihat jamnya.
“Aduh! Udah jam berapa nih, bisa telat deh gue.” Putri segera meloncat dari tempat tidurnya.
Selesai mandi dan memakai pakaiannya, dia langsung berpamitan kepada orangtuanya dengan tergesa-gesa.
“Mama, papa, Putri berangkat sekolah dulu ya.” sambil mencium tangan kedua orangtuanya.
“Kamu nggak makan dulu? Nanti kamu sakit Put.” teriak mama nya.
“Nggak ma, aku udah telat ma.” jawab Putri.
Sampai di sekolah Putri berlari menuju kelas nya dan gubrak… buku-buku yng dibawanya pun terjatuh. Ternyata yang menabraknya adalah Reza.
“Eh, lo punya mata nggak sih! Gue lagi jalan malah lo tabrak.” celoteh Reza dengan wajah sinisnya.
Mendengar ucapan Reza tadi, Putri merasa sangat jengkel padanya.
“Eh, mulut lo itu bisa lebih sopan lagi nggak sama cewek! Udah tau gue lagi buru-buru, eh lo nya malah berdiri di depan gue.” jawab Putri dengan ketus.
“Lo itu cewek paling aneh yang pernah gue kenal! Dari pada gue berdebat lama-lama sama lo mending gue masuk kelas!” Reza langsung masuk kelas dengan wajah kesalnya.
Setelah Reza masuk kelas, Putri juga memasuki kelasnya.
“Put, lo dari mana aja sih? Jam segini baru datang.” tanya kedua sahabat nya.
“Iya, gue telat bangun. Terus tadi gue ditabrak sama cowok di samping gue yang ngakunya keren tapi super jutek.” jawab Putri dengan nada yang masih kesal.
“Oh, Reza maksud lo Put?” tanya Azzalia.
“Ya iyalah, siapa lagi cowok di kelas ini yang super jutek kalau bukan si Reza.” jawab Putri sambil melihat Reza.
“Eh, jelas-jelas lo yang nabrak gue, bukan gue yang nabrak lo. Kenapa jadi lo yang marah-marah sama gue. Seharusnya gue yang marah-marah sama lo! Mimpi apa gue semalam, bisa ketemu cewek super aneh kayak lo!” celoteh Reza yang semakin jengkel pada Putri.
“Putri, Reza, Azzalia! Kalian ada masalah apa! Kalau kalian tidak bisa mengikuti pelajaran saya dengan baik, silahkan keluar!” bentak bu Yuli.
Bu Yuli adalah guru kiler yang ada di SMA Yp Ippi Petojo. Mereka bertiga pun terdiam gara-gara dibentak bu Yuli.
“Gara-gara lo kan, gue jadi ikut-ikutan dimarahi sama bu Yuli.” celoteh Reza sambil berbisik pada Putri.
Bel istirahat pun berbunyi, Reza dan teman-temannya langsung menuju kantin.
“Ngomong-ngomong, Putri itu cantik juga ya walaupun agak cerewet.”
“Lo semua ngomong apaan sih! Cewek nyebelin kayak Putri lo bilang cantik! Salah besar lo semua.” jawab Reza dengan ketus.
Reza pun sempat memikirkan perkataan teman-temannya tadi.
“Kalau di pikir-pikir, Putri itu cantik juga tapi sifat nyebelinnya itu bikin gue kesal terus sama itu cewek. Aduh! Sialan, kenapa gue jadi ikut-ikutan mikirin Putri sih!”
“Al, lo kok jadi ngelamun sih! Keburu dilalerin tu makanan lo. Pasti lo lagi ngelamunin Putri ya? Hahaha.” ledek teman-teman Reza.
“Nggak mungkin lah gue mikirin cewek super aneh kayak Putri. Nggak penting banget buat dipikirin.” jawab Reza.
Bel pulang pun berbunyi.
“Put, gue sama Azzalia mau ke toko buku nih, lo mau ikut nggak Put?” ajak Garnetta.
“Nggak ah, gue lagi kurang enak badan nih. Nggak apa-apa kan gue nggak ikut sama kalian?” jawab Putri dengan wajah pucatnya.
“Ya udah, gue cariin taksi ya untuk nganter lo pulang.” Azzalia langsung mencarikan taksi.
“Eh, nggak usah. Gue lagi nunggu papa nih. Lo berdua duluan aja, nggak apa-apa kok.” jawab Putri.
“Beneran lo nggak apa-apa Put kalau gue tinggal sendirian?” tanya Garnetta dan Azzalia yang khawatir pada Putri.
“Iya, gue nggak apa-apa kok.” jawab Putri.
Setelah Azzalia dan Garnetta pergi, Putri pun menunggu papanya menjemput. karena begitu lama menunggu, akhirnya Putri memutuskan untuk berjalan sambil menunggu jemputannya. Dan tiba-tiba, Putru pun pingsan di jalan karena keadaan tubuh nya yang begitu lemah.
“Loh, itu bukannya Putri ya?”
Reza pun langsung turun dari motornya dan dia sangat terkejut karena melihat Putri yang pingsan di tengah jalan. Reza segera menggendong Putri lalu memangil taxi untuk mengantarnya dan membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya Reza di rumah sakit, Putri langsung ditangani oleh dokter.
“Maaf dok, bagaimana keadaan teman saya? Apakah dia baik-baik saja dok?” tanya Reza yang begitu khawatir.
“Tenang, teman kamu tidak kenapa-kenapa. Dia Cuma kelelahan saja. Cukup istirahat di rumah saja keadaan dia akan segera membaik.” jawab dokter.
“Syukurlah kalau teman saya tidak kenapa-kenapa dok. Sekarang apa boleh saya membesuk dia ke dalam dok?” tanya Reza
“Oh, silahkan dek.” jawab dokter dengan singkat.
Karena kekhawatirannya pada Putri, Reza langsung menemuinya.
“Put, lo nggak apa-apa kan?” tanya Reza yang begitu khawatir.
“Eh, kok gue bisa ada disini bareng lo?” tanya Putri dengan keadaan bingung.
Reza menceritakan semua kejadian tadi pada Putri. Putri pun tersenyum manis dan mengucapkan terima kasih kepada Reza karena sudah menolongnya.
“Reza, makasih ya, lo gue udah nganterin gue ke rumah sakit.”
“Ya, sama-sama Put.” jawab Reza dengan senyumannya.
—
“Eh udah sehat aja lo Put?” tanya Azzalia dan Garnetta.
“Udah, gue udah sehat kok.” jawab Putri.
“Maafin gue berdua ya, kemaren ninggalin lo sendirian aja.”
“Iya nggak apa-apa kok, kenapa kalian malah minta maaf.” jawab Putru.
Setelah mereka ngobrol-ngobrol, Reza pun datang menghampiri Putri.
“Hai Put, gimana keadaan lo? Lo udah sehat?” tanya Reza.
“Iya, gue udah baikan kok.” jawab Putri.
“Cie, cie, ngomong-ngomong lo kemaren dianterin ya re sama Reza ke rumah sakit? Reza perhatian banget ya sama lo Put, jangan-jangan dia suka sama lo Put. Hahaha.” tanya Garnetta sedikit meledek Sherena.
“Terus kalau gue suka sama Putri ada masalah untuk lo?” jawab Reza dengan ketus sambil merangkul bahu Putri.
Putri kaget karena Reza merangkulnya, jantung Putri pun terasa mau copot. Wajah Putri memerah seketika.
“Kenapa lo tiba-tiba jadi berubah gini sama gue?” tanya Putri sedikit bingung.
Reza tidak menjawab pertanyaan Putri tadi karena bu Ratna sudah masuk kelas.
Pelajaran pun dimulai, semuanya begitu fokus mengikuti pelajaran bu Ratna.
Dan tiba-tiba Reza mendekati Putri dan berbisik pada Putri.
“Put, maafin gue ya kalau selama ini gue jutek atau jahat sama lo.” Reza menatap Putri dengan serius.
“Lo apa-apaan sih, gue lagi serius belajar nih. Ntar kita berdua malah dimarahin.” jawab Putri yang masih memperhatikan bu Ratna.
“Ya, lo mau nggak maafin gue Put?” Reza mendesak Putri.
“Iya, iya, Reza. Gue maafin lo.” jawab Putri dengan ketus.
Bel istirahat berbunyi.
“Put, ntar pulang sekolahnya bareng ya.” teriak Reza yang keluar dari kelas.
“Put, lo jadian ya sama Reza? Kok Reza bisa berubah baik gitu sama lo Put?” tanya sahabatnya yang semakin penasaran.
“Gue nggak jadian kok sama Reza. Gue juga nggak tau kenapa Reza bisa berubah jadi baik gitu sama gue. Tapi sebenarnya dia orangnya baik juga sih.” jawab Putri.
“Lo suka ya Put sama Reza?” tanya Azzalia.
“Hmmm, gimana ya? Gue juga nggak tau ah, mending kita ke kantin aja yuk. Gue pengen makan nih.” ajak Putri.
Waktu pulang, Azzalia, Garnetta dan Putri mampir dulu ke perpustakaan untuk mengembalikan buku. Dan tiba-tiba hp Putri berdering.
“Eh tunggu bentar ya, hp gue bunyi nih. Gue angkat telfon dulu ya.” Putri keluar untuk mengangkat telfon nya.
“Hallo.” jawab Putri.
“Put, lo dimana? Ini gue, Reza. Kita pulang bareng ya, gue tunggu lo diparkiran.”
Tit, tit, tit….
Belum sempat menjawab, telfon sudah ditutup Reza.
“Put, siapa yang nelfon lo tadi?” tanya Garnetta.
“Itu, si Reza ngajakin gue pulang bareng.” jawab Putri.
Mereka bertiga pun langsung menuju parkiran.
“Put, gue pulang duluan ya bareng Azzalia.” Garnetta dan Azzalia pun pergi.
“Iya, lo hati-hati ya berdua.” jawab Putri sambil melambaikan tangannya pada Garnetta dan Azzalia.
“Yuk Put, kita pulang.” ajak Reza yang kelihatan gugup.
“Yuk.” Jawab Putri dengan singkat.
Di perjalanan Reza kelihatan salah tingkah, dan tiba-tiba Reza memegang tangan Putri. Putri pun merasa aneh melihat tingkah laku Reza.
“Lo kenapa tiba-tiba megang tangan gue?” tanya Putri.
“Gue mau ngomong, sebenarnya gue suka sama lo Put. Gue sayang sama lo Put, lo mau nggak jadi pacar gue?” tanya Reza yang terlihat gugup.
Sherena pun hanya bisa terdiam karena dia sangat kaget mendengar kata-kata Reza tadi.
“Gimana Put? Lo kok malah ngelamun.” tanya Reza sambil menyadarkan Putri dari lamunannya.
“Eh, lo serius sama perkataan lo tadi? Lo nggak lagi ngerjain gue kan?” tanya Putri yang masih belum percaya.
“Iya, gue beneran serius Put. Awalnya sih gue benci lihat lo Put tapi lama-kelamaan rasa sayang gue ke lo tu timbul Put Gue jatuh cinta sama lo Put.” jawab Reza.
Putri pun masih terdiam. Dan Reza
langsung memegang tangan Putri kembali.
“Gimana Put? Jawab dong.” tanya Reza.
“Iya deh, gue mau jadi pacar lo Reza. Tapi lo harus janji, jangan pernah permainin gue. Oke!” jawab Putri.
“Iya Put, gue janji nggak bakalan nyakitin lo Put.” jawab Reza.
Akhirnya Reza dan Putri pun jadian. Mereka saling mengisi satu sama lain, dan menerima kekurangan satu sama lainnya.